Rabu, 13 November 2013

Bahagia itu kadang melemahkan..



Sering bahkan terlalu sering kita mendengar kata ”bahagia“, dan seberapa sering kita temukan bahwa mereka yang sedang berbahagia, lupa siapa yang memberinya kebahagiaan, hingga Allah kembali menegurnya dengan luka,   ada satu kata yang cukup mengelitik buat aku ternyata ”Bahagia itu melemahkan … ” awalnya agak membingungkan dengan kata melemahkan bukankah setiap orang ingin bahagia? bukankah tujuan dari hidup ini adalah bahagia? apanya yang melemahkan? :)
Pertanyaan ini aku ajukan ke diri sendiri aku, ternyata begini seberapa sering dalam kondisi bahagia ibadah kita tidak sekenceng ketika ada keinginan yang kita harapkan , seberapa banyak mereka yang menikah kemudian ibadahnya tidak lagi sekuat ketika jodoh itu masih dilangit, mohon mohon sambil nangis ke Allah agar jodohnya diturunkan ke bumi, setelah turun dia lupa berterima kasih, bahkan lupa shalat subuh karena sibuk, #eh!! seberapa sering melihat mereka yang ketika tak punya uang tahajud 40 hari tanpa putus berharap mendapatkan rejeki, tapi setelah kaya lupa bahwa sebagian dari hartanya adalah milik  fakir yang Allah titipkan lewat dia, jreng jreng !! inilah yang disebut bahagia itu melemahkan
aku jadi teringat buku yang baru selesai  baca, judulnya “Tuhan, maaf kami sedang sibuk“ saya coba kutip yah “Tuhan, maaf, kami orang orang sibuk, kami memang takut neraka tapi kami kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan amalan yang menjauhkan kami dari nerakaMU kami memang berharap syurga tapi kami hampir tak ada waktu untuk mencari bekal menuju syurgaMu“ … mantap menusuk kata katanya buat saya, mari kembali bertanya pada diri yang lemah ini, yang kadang tidak mampu berterima kasih pada Allah, kalau udah bahagia apalagi, makin lupa, baru dikasih cinta sedikit dari si tercinta, rakaat tahajud sudah berkurang, parah !!
Inilah manusia termasuk aku, lemah ketika bahagia, loyo ketika kenyang, sibuk buat Allah tapi maunya doa dikabulkan semua, gak pake ditunda ”hello… ” sulitnya berterima kasih atas nikmat yang tertebar sibuk mencari cari nikmat yang belum datang untuk disyukuri, Astaghfirullah, begitu sempitnya hati kita sebagai manusia, menuntut menuntut terus, lupa bersyukur, panas ngeluh, macet marah, padahal justru amarah itu yang membawa kita ke neraka, gak mau sabar sedikit, sabar ini yang akan membawa kita ke syurga …belajar lagi dan belajar  memahami takdir, belajar memahami maunya Allah, belajar menjadi hamba yang baik, iya aku paham bahwa berkata tak semudah melakukan, paham banget !! tapi setidaknya aku sedang berusaha menjadi seperti apa yang Allah inginkan, menyusun harapan jika nanti ketika berpulang kepadaNya maaf sudah saya dapatkan, ampunan sudah saya pegang, dan syukur sudah saya torehkan.
Buat kamu yang sedang berbahagia, jangan terlena, jangan sok sibuk kemudian lupa pada Allah … mari sebelumkita di jemput pulang, kita tanyanyan pada diri kita ”andai ini hari terakhir saya, sudah siapkan saya menghadap Allah? andai ini malam terakhir saya, dosa apa yang sangat ingin saya mintakan ampunan? andai ini malam terakhir saya, amalan apa yang akan saya lakukan untuk yang sanggup menyelamatkan saya dari siksa kubur?” 
ya allah jangan pernah engkau tinggalkan aku dalam kelemahan ini .....lindungi selalu dalam dekapan kasih sayangMu...jadikan aku hamba yang selalu bersyukur dan bersabar dengan semua ketentuan takdir Mu 


Nb. makasih buat seseorang yang telah  memberi  inspirasi untuk tulisan ini ,jadi pengingat diri sendiri agar selalu bersyukur